Bandung – Belasan orang yang tergabung
dalam Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bandung melakukan aksi unjuk
rasa di depan Gedung Sate Bandung, Senin (21/10).
Dalam aksinya tersebut
para pengunjuk rasa menuntut kepada pemerintah untuk menarik pasukan
TNI-Polri di Papua, karena sejak Papua dianeksasi oleh pemerintah
Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963 selalu terjadi kekerasan kemanusiaan
disana hingga 2013 ini.
Menurut koordinator aksi Vian, bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan
di Papua kerap terjadi yang dilakukan oleh oknum Militer (TNI/Polri).
Kekerasan yang terbaru terjdi pada 23 September 2013 pukul 01.55 WIT di
Distrik Wagete,Kabupaten Deiya.
“Kejadiannya bermula ketika seorang tukang ojeg yang membonceng nenek
dihadang oleh oknum brimob, kemudian motor itu diring sampai terjatuh.
Masyarakat yang melihat kejadian tersebut melakukan aksi protes dalam
bentuk tarian adat (Waita) disekitar pasar. Aparat kepolisian yang
melihat aksi tarian masyarakat menilai sebuah bentuk perlawanan,
akhirnya mereka menembaki masyarakat secara membabi buta,”katanya kepada
wartawan saat ditemui di sela-sela aksi unjuk rasa
Bukan hanya sampai disitu kejadiannya lanjut Avian, para siswa yang
hendak pulang sekolah atas nama Alpius Mote (18) tertembak timah panas
oleh aparat dan mengakibatkan korban meninggal dunia.
“Korban lainnya Fransiscus Dogopia (27) anggota satpol PP mengalami
luka tembak di punggung belakang, Aleks Mote (29) Petani, mengalami luka
tembak dikaki,”paparnya.
Dia mengakatakan bahwa masih ada beberapa korban akibat tembakan yang
dilesakan oleh oknum aparat kepolisian. Oleh karena itu lanjutnya, dia
mendesak kepada rezim SBY-Boediono agar segera menarik pasukan militer.
“Kita menuntut kepada presiden agar menarik militer (TNI/Polri)
organik dan non organik dari seluruh tanah papua, mencopot kapolda Papua
dan Kapolres Paniai, menarik brimob dari Kabupaten Deiyai, Paniai dan
seluruh Kabupaten di Papua, dan pecat pelaku penembakan pelajar di
Distrik Wagete, Deiya Papua,”pungkasnya.
Aksi unjuk rasa tersebut berjalan dengan damai, Meskipun begitu tetap mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Foto- Mahasiswa Papua Bandung
Baca juga dibahwa ini:
Sumber : http://javanews.co