Slider[Style1]

Suara West Papua

Internasional

Polhukam

Suara Mahasiswa

Opini

Alat berat digunakan untuk mendulang di
 pendulangan rakyat di
Sungai Degeuwo. Foto: Dok MS
Paniai, MAJALAH SELANGKAH -- Ketua Dewan Adat Meepago, Ruben B. Edowai mengatakan prihatin dengan longsor di wilayah pendulangan emas di Degeuwo, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua  yang  mengakibatkan 15 orang warga tertimbun.

"Saya belum mendapatkan informasi longsor ini terjadi di mana, karena apa, dan bagaimana kondisi mereka. Saya baru akan cek beberapa korban yang sudah dibawa ke RSUD Nabire. Tetapi, kami DAP benar-benar prihatin dengan bencana ini," kata Ruben, Kamis (03/07/14).

Ia menjelaskan, pihaknya sejak lama mendesak pemerintah Kabupaten Paniai dan Pemerintah Provinsi Papua untuk tutup pertambangan di Degeuwo. Karena, dinilainya, banyak merugikan warga lokal di sana.

"Kami capek bicara. Longsor ini salah satu bencana. Bencana lain adalah pelanggaran hak-hak adat dan hak asasi manusia, kerusakan lingkungan, prostitusi, minuman keras dan penyebaran HIV/AIDS. Ini semua korbannya adalah masyarakat adat," katanya tegas.

Diketahui, menurut informasi yang dihimpun majalahselangkah.com, longsor terjadi di pinggiran sungai Degeuwo yang menjadi tempat pendulangan pada 1 Juli lalu dan diketahui 2 Juli 2014.

Hingga berita ini ditulis, 2 warga yang patah tulang sedang dirawat RSUD Nabire dan 13 lainnya masih dalam proses pencarian.

Terkait bencana ini, majalahselangkah.com sulit mendapatkan informasi lengkap dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Paniai dan pihak kepolisian setempat. (GE/003/HI/Admin/MS)

Berita-berita seputar Degeuwo bisa Anda baca di sini, klik.

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

Top