TIN INDONESIA |
KRBNews, JAYAPURA - Sorotan berbagai pihak soal ulah Organisasi Papua Merdeka
(OPM) yang tidak kunjung berhenti, membuat kepolisian gerah. Kapolda Papua
Irjen Pol Bigman Lumban Tobing mengatakan, pihaknya bersama TNI akan segera
meringkus kelompok bersenjata OPM yang dipimpin Lambertus Pekikir.
"Kita
mau ringkus, nih, kita mau gulung semua itu. TNI sudah sepakat bersama kita
karena hal itu tidak bisa dibiarkan lagi dan kita telah tahu," kata
jenderal bintang dua itu kepada wartawan di Jayapura, Papua, Senin.
Menurut
dia, tindakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut telah meresahkan
warga Keerom dan Papua pada umumnya sehingga Polri bersama TNI segera meringkus
para pelaku.
Badan
Intelijen Negara (BIN) menyebutkan, pelaku penembakan iring-iringan mobil TNI
yang ditumpangi Komandan Batalyon 431 Kostrad Letkol Inf. Indarto di Papua
sudah diidentifikasi, terlebih lagi setelah mereka lari ke daerah perbatasan.
Kepala
BIN Marciano Norman menuturkan, kelompok penyerangan memang selama ini berada
di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Pelaku penyerangan diduga lari menuju
perbatasan sehingga tidak berhasil ditangkap.
Namun,
menurut Marciano, aparat keamanan makin mudah untuk mengetahui siapa dan
kelompok mana, sehingga bersiap mengambil langkah-langkah antisipatif.
"Mereka
lari ke daerah perbatasan. Kita perkirakan mereka itu kelompok-kelompok yang
memang ada di perbatasan. Tapi, dengan pengelompokan itu, sudah makin terarah
sehingga operasinya lebih mudah," kata Marciano Norman di Jakarta, Senin
(2/7).
Mengenai
dugaan keterlibatan pihak asing, Marciano enggan berspekulasi. Namun, dia
memastikan bahwa masalah tersebut tidak luput dari bagian penyidikan.
"Sementara, saya rasa tetap melakukan pendalaman. Kemungkinan itu tetap
kita dalami," ujar dia.
Penjelasan
lebih tegas diutarakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhi
Wibowo. Ia mengatakan, tidak ada indikasi insiden penyerangan oleh OPM itu
melibatkan pihak asing. "Tidak ada indikasi ke sana, apalagi hubungan
Indonesia dengan Papua Nugini sangat baik," ujarnya.
Namun,
dia mengakui pelaku penembakan ada yang lari ke daerah perbatasan. Hal itu
tidak mengindikasikan keterlibatan pihak asing. "Kami masih selidiki siapa
pelaku dan latar pelakang, sehingga ada insiden tersebut," ucapnya.
Ia
mengatakan, hal semacam itu hampir terjadi setiap tahun. Mereka secara
tiba-tiba menyerang dan orangnya selalu berbeda-beda. Ia menegaskan, TNI tetap
tidak akan menambah pasukan di perbatasan dan akan memaksimalkan pasukan yang
saat ini ditempatkan di sana.
Namun,
untuk memburu sekaligus meringkus anggota OPM itu sendiri tidak mudah. Pangdam
XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Safitri menegaskan, aparat TNI/Polri
melakukan penyisiran mencari markas yang dihuni kelompok OPM. Dari pengejaran
dan penyergapan markas kelompok Lamber Pekikir pada malam dan kemarin pagi
masih nihil.
"Kita
hanya menemukan beberapa anak panah dan bekas-bekas jejak meninggalkan
tempatnya. Namun, TNI/Polri akan terus mencari dan mencegah gerakan mereka
masuk wilayah Indonesia.
Kapolri
Jenderal Timur Pradopo mengungkapkan, pihaknya tidak menemukan proyektil dari
korban tewas yang diduga ditembak kelompok bersenjata. "Aparat kepolisian
sedang bekerja keras. Sekarang anggota masih ada di TKP. Jadi, kita sedang
mencari proyektilnya," kata Kapolri usai melantik perwira menengah dan
tinggi di Rupatama Mabes Polri, Senin (2/7)
.
.
Seperti
diketahui, penembakan atas iring-iringan mobil Danyon 431 Kostrad menewaskan
seorang kepala kampung Sawia, Yohanes Yanufrom, Minggu (1/7). Yohanes, yang
belakangan diduga sebagai John, tewas ditembak di bagian kepala dan dada.
Insiden
penembakan itu merupakan upaya dari kelompok separatis untuk menarik perhatian
luas dan memancing reaksi dari pemerintah dan luar negeri. Ini selalu terjadi
untuk membesarkan opini dan eksistensi kelompok itu pada klaimnya tentang hari
ulang tahun 1 Juli.
Disebut-sebut pelaku penembakan iring-iringan itu adalah
Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bahkan, kabarnya, petinggi OPM sudah mengakui
tentang penembakan tersebut. Namun, mereka menepis tudingan bahwa kelompoknya
yang menewaskan John Yanufrom, yang diakuinya sebagai anggota OPM.
Sumber : karobanews.com
Sumber : karobanews.com